Beritakendari.com-Kamis (2/2/2012) Kasus penculikan anak ditanah air kembali terjadi. Kali ini kejahatan itu terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya, Hilda (7 th), murid kelas 1 SD Negeri 1 Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari.

Ihwal penculikan korban ini terjadi saat korban baru saja pulang dari sekolah. Korban diculik oleh seorang pria tak dikenal pada Rabu (1/2) kemarin.  Kala itu, seorang lelaki yang mengendarai sepeda motor datang menjemput korban  didepan pintu gerbang sekolah. Korban yang tidak mengenali pelaku, sempat menolak lantaran masih harus menjemput adiknya, namun karena pelaku berdalih sebagai suruhan ibunya, korban pun akhirnya mengikut.

“Sebelum saya naik dimotornya (motor pelaku, Red), saya disuruh membuka anting-anting yang saya pakai, katanya dia mau gantikan dengan anting-anting baru, tapi saya tidak mau. Waktu itu saya tidak mau naik dimotornya karena orang itu  saya tidak kenal, tapi dia mengatakan dia disuruh sama ibu saya untuk menjemput saya dan adikku,”terang Hilda dengan  polosnya.

Saat korban naik dimotor pelaku, bukannya mengikuti kemauan korban untuk menjemput sang adik, pelaku langsung tancap gas dan membawa kabur korban di lokasi obyek wisata pantai batu gong. Disana, perhiasan yang digunakan korban dipreteli satu persatu oleh pelaku. Setelah berhasil menggasak perhiasan korban, pelaku kemudian membawa pulang korban dan menurunkannya ditepi jalan, didepan guru sekolah korban.

“Saat di pantai saya dipaksa membuka anting-anting saya dan setelah itu saya diantar pulang,” tambah korban.

Ibu korban sendiri, Husrawati, awalnya tidak mengetahui jika anaknya telah menjadi korban penculikan. Namun berkat informasi dari rekan-rekan satu sekolah korban, ibu korban menyakini jika anaknya ini telah menjadi korban penculikan. Pasalnya, ibu korban sendiri tak pernah meminta orang lain untuk menjemput anaknya, apalagi jarak sekolah dengan rumah korban terbilang cukup dekat. Karena khawatir, ibu korban pun melaporkan kejadian ini ke Mapolsekta Mandonga Kendari.

“Kita sedang makan siang, tiba-tiba saya diberitahu oleh teman-teman anak saya kalau Hilda katanya ada yang jemput. Saya berfikir tidak mungkin dijemput karena jarak sekolah dengan rumah sangat dekat. Saat itu saya langsung berfikir kalau anak saya telah diculik,”terang Husrawati sedih.

Belum diketahui pasti motif kejahatan ini, namun pihak sekolah menduga aksi penculikan ini dilatari oleh ketertarikan pelaku terhadap perhiasan yang digunakan oleh korban.  Meski kejadian ini diakui terjadi diluar jam sekolah, namun pihak sekolah menghimbau kepada semua pihak untuk mewaspadai kejahatan ini. Kalangan orang tua murid bahkan diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian mewah, perhiasan, handphone dan aksesoris lainnya yang bernilai mahal kepada anak-anaknya karena rawan memicu terjadinya kejahatan semecam ini.

“Kita memnta kepada semua orang tua murid untuk waspada dengan kejahatan ini, karena kejahatan seperti ini marak terjadi, tidak hanya penculikan bahkan ada juga hipnotis dan pelakunya rata-rata mengincar perhiasan korban,”jelas Basruddin, Kepala SD Negeri 1 Mandonga.

Meski tidak membuat korban terluka secara fisik, namun kejadian ini membuat korban trauma. Selain kehilangan nafsu makan, korban juga tak ingin lagi bersekolah. Kasus ini setidaknya bisa menjadi pelajaran berharga utamanya pihak sekolah dan kalangan orang tua murid untuk selalu mengawasi aktivitas anak-anak utamanya saat hendak pulang dari sekolah.

Kasus ini kini telah ditangani aparat kepolisian setempat dan sejauh ini pelaku masih dalam pengejaran. [Ys]

About seputarkendari

coba mempelajari daerah sendiri yang lebih dalam

Tinggalkan komentar